3.4.1
Skenario Perkembangan
Kecamatan Bogorejo
·
Optimis
“Kecamatan
Bogorejo menjadi kecamatan yang mandiri dalam pengelolaan sumberdaya alam.”
Potensi alam yang dimiliki Kecamatan
Bogorejo sangat beragam, apabila
SDM yang ada mampu mengelola sumber daya alam yang ada maka Kecamatan Bogorejo
berpotensi menjadi kecamatan yang mandiri di Kabupaten Blora.
Hal tersebut berdampak pada
1. Masyarakat dapat mengelola
dan mengolah hasil tani untuk kebutuhan sendiri dan menjual ke daerah di
sekitar Kecamatan Bogorejo.
2. Lahan pertanian akan lebih
produktif dengan pengelolaan yang optimal dan modern.
3. Industri batu marmer yang
ada dapat berkembang karena bahan baku yang dibutuhkan tersedia di Kecamatan
Bogorejo.
4. Hutan yang ada dapat
dimanfaatkan dan diolah oleh masyarakat Bogorejo.
5. Dapat dikembangkan bumi
perkemahan ekowisata tingkat kebupaten.
6. Industri meubel dapat
meningkatkan produksinya dari potensi hutan dan SDM yang terampil.
7. Warga Kecamatan Bogorejo
lebih inovatif dalam peningkatan ekonomi wilayah.
Kondisi tersebut dapat
terjadi apabila
1. Sumber daya alam yang ada
dikekola secara optimal tanpa mengorbankan dan merusak lingkungan.
2. Masyarakat diberi penyuluhan
dan pembekalan keterampilah dalam mengembangkan potensi alam yang ada.
3. Perbaikan kondisi
infrastruktur sebagai nadi dalam distribusi hasil bumi.
4. Pemerintah berperan sebagai
fasilitator dengan membuat lembaga-lembaga yang mampu menaungi dan membimbing
aspirasi masyarakat.
.
·
Status
Quo
“Keterbatasan
pengetahuan masyarakat di Kecamatan Bogorejo menjadi penghambat untuk mencapai
kecamatan yang mandiri dalam pengelolaan sumberdaya alam.”
Hal
tersebut akan berdampak pada
Pengelolaan
sumber daya alam yang ada menjadi kurang optimal dan produktivitas wilayah
menjadi tidak stabil sehingga tidak mampu meningkatkan perekonomian lokal.
Kondisi
tersebut dapat terjadi
apabila
Tidak
ada upaya dari pemerintah dan dari masing-masing warga Kecamatan Bogorejo untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Kecamatan Bogorejo.
·
Pesimis
“Kecamatan
Bogorejo tidak dapat
menjadi kecamatan yang mandiri dalam pengelolaan sumberdaya alam.”
Hal
tersebut
berdampak pada
1. Masyarakat tidak dapat mengelola
dan mengolah hasil tani untuk kebutuhan sendiri dan menjual ke daerah di
sekitar Kecamatan Bogorejo.
2. Lahan pertanian menjadi
kurang produktif karena pengelolan yang
konvensional.
3. Industri batu marmer yang
ada tidak dapat berkembang meskipun bahan baku yang dibutuhkan tersedia di
Kecamatan Bogorejo.
4. Hutan yang ada menjadi tidak
produktif karena tidak dimanfaatkan dan diolah oleh masyarakat Bogorejo.
5. Tidak dapat dikembangkan
bumi perkemahan ekowisata tingkat kebupaten.
6. Industri meubel tidak dapat
meningkatkan produksinya.
7. Warga Kecamatan Bogorejo
sulit menerima inovasi dan perkembanganS dalam peningkatan ekonomi wilayah.
Kondisi tersebut dapat terjadi apabila
1. Sumber daya alam yang ada
tidak dikekola secara optimal.
2. Masyarakat tidak diberi
penyuluhan dan pembekalan keterampilah dalam mengembangkan potensi alam yang
ada.
3. Tidak dilakukannya perbaikan
kondisi infrastruktur sebagai nadi dalam distribusi hasil bumi.
4. Pemerintah tidak berperan sebagai
fasilitator dengan membuat lembaga-lembaga yang mampu menaungi dan membimbing
aspirasi masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar