Pages

Subscribe:

Labels

Rabu, 18 Juli 2012

KEGIATAN LAPANGAN

KEGIATAN LAPANGAN  
    Kecamatan Bogorejo terletak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jarak antara pusat kota yaitu Kota Blora dengan Kecamatan Bogorejo kurang lebih sekitar 12 km. Apabila melihat jarak tersebut, terhitung dekat. Namun akses untuk menuju ke kota terbilang agak sulit karena sepanjang jalan menuju kota harus melewati hutan jati yang masih asli serta kondisi jalannya buruk. Kecamatan Bogorejo memiliki ibukota Kelurahan Bogorejo. Jalan utama di Bogorejo tidak selebar kota, namun kondisinya baik bahkan beraspal. Kondisi jalan yang baik tersebut, hanya sebatas jalan utamanya saja. Berbeda jauh dengan jalan lokal yang ada di setiap desa. Di Bogorejo sektor perdagangan dan jasanya hanya terdapat pasar tradisional, toko kelontong, rumah makan, dan photocopy. Tidak ada minimarket seperti dikebanyakan daerah.
        Kecamatan Bogorejo terdiri dari 14 kelurahan atau desa, yaitu Kelurahan Bogorejo, Kelurahan Jeruk, Kelurahan Tempurejo, Kelurahan Sendangrejo, Kelurahan Sarirejo, Kelurahan Karang, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Gempol, Kelurahan Gandu, Kelurahan Gayam, Kelurahan Gombang, Kelurahan Prantaan, Kelurahan Nglengkir dan Kelurahan Jurangjero. Desa-desa tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta keunikan yang membedakan dengan kelurahan yang lainnya.
      Kelurahan yang menonjol adalah Kelurahan Bogorejo. Kelurahan ini dijadikan sebagai ibukota kecamatan dengan kondisi aksesbilitas dan perdagangan dan jasa yang paling menonjol dibandingkan desa lainnya. Puskesmas, Kantor Polisi dan kantor kecamatan terletak di kelurahan ini. Keadaan ekonomi maupun aksesbilitas yang mudah menyebabkan banyak warga yang tinggal di desa tersebut.
      Kelurahan Nglengkir menonjol karena adanya sumber daya alam yang melimpah, yaitu berupa goa. Di dalam goa tersebut terdapat mata air asli yang kondisinya sangat baik, jernih, tidak berbau dan tidak berasa. mata air tersebut sangat berlimpah sehingga dapat mengaliri air ke seluruh Desa Nglengkir. Tetapi, desa ini memiliki permasalahan berupa kekurangan air. Hal ini disebabkan karena mata air tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik karena terhambat oleh kepercayaan. Menurut kepercayaan warga Desa Nglengkir apabila meminum air dari mata air tersebut dapat mendapatkan penyakit, padahal hal tersebut tidak terbukti secara ilmiah. Warga di desa tersebut lebih memilih menggunakan Pamsimas.
      Bendungan besar yang terletak di Desa Karang merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di Kecamatan Bogorejo. Bendungan ini terhitung sangat besar dan digunakan untuk mengairi lahan pertanian yang ada di sekitarnya. Karena besarnya bendungan tersebut, dapat mengaliri hingga Desa Karanganyar yang merupakan desa tetangga. Bendunganan ini merupakan bendungan tadah hujan, sehingga pada musim kemarau debit airnya tidak sebanyak musim penghujan. Bendungan ini sudah menggunakan sistem buka tutup berupa mesin. Namun penggunaan pintu air tersebut membuat warga sekitar dan petani menjadi rugi. Karena dengan sistem baru tersebut, air yang mengalir jauh lebih sedikit dan penyalurannya tidak merata. Sistem buka tutup tersebut dilakukan oleh warga sendiri dan sering terjadi kerusakan pada pintu air karena tidak mampu menahan tekanan dari air dan lumpur.
       Bendungan yang ada di Desa Gayam. Ukurannya memang tidak sebesar bendungan yang ada di Desa Karang namun pemanfaatannya sudah tergolong baik. Sama seperti di Desa Gayam, bendungan ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah yang ada di sekitarnya. Bendungan ini juga memiliki sistem buka tutup, namun tidak ada masalah dalam penggunaannya.
       Hutan Jati yang ada di Desa Gayam. Luas total hutan jati tersebut sekitar 2700 Ha yang terbagi menjadi tiga administratif yaitu Blora, Tuban dan Kabupaten Rembang. Hutan ini dikelola oleh Dinas Perhutani. Secara garis besar yang dimanfaatkan dan yang paling banyak ditanam adalah pohon jati, ada beberapa pohon mahoni yang digunakan untuk peremajaan lingkungan. Hutan ini dikelola dengan partisipati masyarakat sekitar. Hasilnya akan dimanfaatkan oleh Dinas Perhutani dan limbahnya seperti bongkahan kayu dan ranting dapat dimanfaatkan pleh warga sekitar. Peran masyarakat dalam perlindungan hutan ini sangat diperlukan karena itu pihak Perhutani membentuk papan iklan untuk kesadaran masyarakat. Selain hutan lindung, terdapat bumi perkemahan yang sudah tingkat Kabupaten Blora. Namun dalam penggunaannya bumi perkemahan ini jarang difungsikan. Bumi perkemahan ini akan berfungsi biasanya pada saat ada acara tingkat kecamatan.
   Terdapat produksi batu gamping di Desa Tempurejo dan pabrik batu marmer di Desa Jurangjero. Kedua produksi tersebut dipasarkan ke daerah luar Kabupaten Blora, seperti Kabupaten Rembang atau Tuban. Produksi tersebut dilakukan oleh warga Bogorejo. Untuk produksi batu marmer sudah hampir bangkrut perusahaannya karena pangsa pasar yang tidak seperti dikehendaki.
         Kebudayaan yang masih kental dan merupakan acara rutin adalah “Sedekah Bumi”. Acara ini merupakan sebuah bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen. Panen yang banyak maupun sedikit pasti tetap dilaksanakan acara ini. Acara ini berupa arak-arakan mengitari desa, wayang kulit dan biasanya ditutup oleh Kethoprak. Acara ini biasanya dilaksanakan pada tempat-tempat yang merupakan landmark di desa tersebut seperti desa maupun balai desa. Selain itu masih ada kebudayaan wayang kulit yang ada di Desa Tempurejo. Wayang tersebut terkadang dipentaskan namun tidak diperjual belikan. Wayang tersebut dimiliki oleh seseorang yang dituakan di desa tersebut, namun sudah meninggal dan diwariskan kepada anaknya.
       Secara keseluruhan atau secara umum Kecamatan Bogorejo memiliki potensi baik secara alam maupun secara kebudayaan. Potensi yang ada adalah :
1.          Potensi sumber daya air baik dari gua maupun bendungan
2.         Potensi lahan pertanian yang subur. Produksi pertanian yang utama di Kecamatan Bogorejo adalah padi, palawija dan cabai merah. Produksi tersebut ada yang digunakan untuk keperluan sehari-hari namun ada pula yang dijual
3.        Sumber daya alam berupa pengolahan batu gamping dan batu marmer
4.       Kebudayaan yang masih terjaga dan perlu dilestarikan serta dapat dijadikan identitas di tingkat nasional dan menjadi daya tarik pengunjung
5.       Potensi hutan lindung yang dapat dijadikan sebagai paru-paru kota dan bumi perkemahan
        
   Meskipun memiliki potensi yang melimpah, Kecamatan Bogorejo secara keseluruhan memiliki permasalahan yang hampir sama. Yaitu :
  1. Masalah aksesbilitas berupa infrastruktur jalan dan penerangan jalan. Jalan utama yang ada di Bogorejo, kondisinya baik dan beraspal namun hal ini tidak berlaku pada jalan lokal di desa-desanya. Jalan yang ada berupa batu batu kerikil maupun kerakal yang disusun menjadi jalan dengan topografi yang beragam. Selain jalan aksesbilitas berupa angkutan umum tidak ada di Bogorejo. Masalah utama yang lainnya adalah tidak adanya lampu penerangan jalan baik di jalan utama maupun jalan lokal. Padahal untuk jalan utama, untuk akses ke kota harus melewati hutan jati tanpa adanya bantuan penerangan jalan sangat menyulitkan pengendara;
  2.  Masalah ketidak tersedianya MCK. Hal ini sering ditemui pada desa-desa yang terbelakang di Bogorejo. Tidak adanya MCK membuat warga terpaksa membuang air besar di sembarang tempat seperti sungai dan lain sebagainya. Ada beberapa warga yan tidak memiliki MCK di dalam rumahnya. Padahal MCK merupakan syarat utama untuk kesehatan;
  3. Rendahnya tingkat kesehatan. Ketiadaan MCK di dalam rumah menyebabkan tingkat kesehatan warganya rendah. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah kuranganya tenaga medis dan kesadaran warga sendiri;
  4. Tingkat ekonomi yang rendah. Tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan tingkat pendidikan yang rendah pula. Hal ini disebabkan bahwa warga yang ada tidak dapat mengembangkan potensi yang ada serta tidak sedikit warga yang terlilit hutang. Selain itu faktor yang mempengaruhi adalah banyaknya warga yang memutuskan migrasi dari Bogorejo. Warga berusia produktif apabila memiliki pendidikan yang cukup tinggi (SMA) lebih memilih meninggalkan Bogorejo dan menuju ke kota seperti Surabaya, Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Sehingga tingkat ketergantungan di Kecamatan Bogorejo tinggi karena warga yang berusia lanjut lebih banyak daripada warga dengan usia produktif.
    Potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Bogorejo berimbang. Bogorejo memiliki potensi yang tinggi namun memiliki permasalahan yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan dengan sekejap. Hal ini dipersulit dengan kurangnya dari pemerintah pusat yang turun tangan untuk mengembangan potensi ataupun memberikan solusi terhadap masalah yang ada. Warga yang ada hanya berharap pada diri sendiri dan pemerintah lokal yang tidak begitu banyak memberikan perubahan. Menyelesaikan masalah dan mengangkat potensi yang ada di Kecamatan Bogorejo perlu bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah lokal, LSM, planner, dan masyarakat Bogorejo sendiri karena sangat disayangkan apabila potensi yang melimpah tersebut harus terbuang sia-sia.

0 komentar:

Posting Komentar